Friday 28 October 2016

H

Awalnya begitu indah. kau perlihatkan seberkas harapan.suaramu, candamu, membuatku jatuh hati kepadamu tanpa pernah bertemu denganmu. sempat kau janjikan kedatanganmu. aku pun menunggu dan berharap pertemuan itu nyata. namun kau justru perlahan menghilang.
haruskah aku menemuimu, memberi jawaban? iya. itu yang kau inginkan. lalu untuk apa kau berjanji akan datang? entahlah.

Ketika ku datang menemuimu memberikan jawaban, kenapa aku  pula yang tak mendapatkan jawaban. Dijawab tapi tak terjawab. Kau semakin hilang. Sampai kapan aku menunggu arah  kakimu? apakah selamanya kau bertahan pada kegelapan ini? Lanjutkanlah sendiri. Aku tidak.

Kau motivatorku, aku mencintaimu namun cinta ini tak terbalas. mustahil saja kau mencintai aku dengan kekuranganku. Aku tak berani berharap kepadamu. Kau layak mendapatkan yang lebih baik. Bukan aku. Baik buruknya aku jangan dengar dari orang lain karena mungkin saja aku tak sebaik itu tetapi lebih buruk dari yang mereka ceritakan. pergilah, jangan sungkan untuk mengakhiri cerita siti nurbaya ini.

Biarlah aku mencintaimu dengan caraku sendiri tanpa membutuhkan sepercikpun belas cintamu, hasma. Tak perlu lagi kata-kata sindiran yang biasa aku tujukan kepadamu, tak perlu komunikasi denganmu, tak berharap janji, arah dan kelanjutan cerita ini. aku tak butuh mendengar suaramu lagi jika hanya membuat rindu yang terabaikan.

terimakasih banyak hasma, sekian dan terimakasih, wassalam..

No comments:

Post a Comment