Versi cerita banyak orang tentang mu tak membuyarkan harapanku. Diamku bukan menepismu. Namamu masih tertera amat besar hanya saja seberkas cahaya silam menjejak pada helai nafasmu hingga mematahkan separuh niatku. Lalu, apa kau tetap menyita jari manisku?
Ketahuilah . . .
Kau adalah serumpun rindu yang hidup dalam doa.
Aku tak bisa menganggapmu tak pernah datang karena tanganmu pernah menuntunku berdiri walau tak terlihat nyata. Dalam alur amat jelas terbesit harapanmu berteduh pada jalinan suci.
Sungguh, kau yang merampas
segenap hatiku.